Popular Post

Posted by : Story Liner Rabu, Juni 12, 2024

   


     Beberapa waktu lalu saya berkesempatan menemani teman saya berkeliling kota melihat gemerlap cahaya lampu di malam hari. Saya berseloroh bahwa dia seperti Firefly, serangga yang mengerumuni cahaya lampu. Ya saya tahu saya salah menggunakan nama serangga (seharusnya laron). Namun hal tersebut membuat saya merenungi perbedaan antara Laron/Alates dan Kunang-kunang.


                                     



    Alates atau yang sering kita kenal dengan nama laron merupakan serangga Rayap Terbang atau Rayap Bersayap. Laron adalah bagian awal dari setiap siklus hidup rayap di mana mereka telah siap untuk reproduksi dan membangun koloni baru. Laron sangat suka dengan cahaya, dikarenakan cahaya membantu mereka menavigasi ketika terbang,  menemukan pasangan dan membangun koloni baru.



Sering kali kita seperti laron, berjalan dalam kegelapan berusaha mencari sumber cahaya agar hidup kita tidak lagi gelap gulita, kebutuhan kita terpenuhi, dan tidak tersesat.



    Namun tahukah kalian cara menangkap laron? Cukup taruh air ke dalam ember dan taruh di bawah sumber cahaya seperti lampu. Pantulan cahaya di air terlihat sangat memikat bagi Laron sehingga mereka akan hinggap ke air tersebut... dan mati tenggelam.



Dalam hidup terkadang kita mencari sukacita dan damai di tempat yang salah. Seperti laron, kita terbuai oleh kilauan cahaya yang lebih menarik namun menipu, kita pun sering kali terpikat oleh hal-hal yang tampak indah namun palsu. Hingga tanpa disadari, kita sudah tenggelam. Jangan mencari sumber cahaya yang semu, carilah sumber cahaya yang sejati.


Sekarang mari kita belajar pada satu serangga yang lain yaitu Firefly/Kunang-kunang.

        


    Firefly/Kunang-kunang adalah serangga yang termasuk dalam ordo kumbang yang memiliki ciri khas dapat mengeluarkan cahaya melalui reaksi kimia di tubuhnya (Bioluminescence). Ada beberapa fungsi dari cahaya kunang-kunang, yaitu untuk berkomunikasi, mencari pasangan, menghalau predator, dan memikat mangsa. Keberadaan kunang-kunang juga dapat menjadi indikator kesehatan lingkungan.  Jika populasi kunang-kunang turun drastis, maka itu dapat menjadi indikator adanya polusi, kerusakan habitat, atau perubahan iklim.

    Dalam budaya Jepang, kunang kunang merupakan metafora untuk Romantisme, dan juga Jiwa - jiwa yang telah gugur (Grave of the Fireflies, anyone...). Di Jepang ada festival bernama Hotaru-Gari yang berarti "melihat kunang-kunang". Pada saat musim panas baru saja dimulai, orang Jepang akan datang untuk melihat serangga mungil ini menerangi malam seperti lampion yang terbang ke angkasa.  Festival ini menunjukkan betapa kunang - kunang dikagumi dan dihargai. Mereka menjadi simbol harapan dan keindahan dalam kegelapan.



Jadilah seperti kunang-kunang di mana kita menjadi terang dan bermanfaat bagi orang lain. Jika kunang-kunang tidak bercahaya maka dia tidak ada gunanya lagi. Jadilah seperti kunang-kunang di mana keberadaanmu membuat komunitasmu sehat.




Terima kasih telah membaca, Ingatlah untuk selalu mencari sumber cahaya yang benar. Jangan terpikat dengan sumber cahaya yang semu dan jadilah terang! Sampai jumpa di lain kesempatan!


Written by: Admin ST-Rex

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © Storyline - Date A Live - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan - Edited by StoryLiner -