- Back to Home »
- Cergam , Cerpen , Dongeng »
- Kucing Bersepatu
Posted by : Story Liner
Jumat, Juni 28, 2013
Dahulu
kala.... seorang pemilik penggilingan meninggal dunia.Penggilingan itu
diwariskan kepada anak sulungnya,keledainya untuk anak kedua, dan si bungsu
mendapat bagian seekor kucing
Si
Sulung mulai menjalankan usaha penggilingan itu. Anak kedua pun pergi dengan
keledainya untuk mengadu untung... Si bungsu duduk tercenung di atas batu dan
mengeluh
“Wah,
kucing.Untuk apa kucing ?” Namun, kucing itu mendengar keluhannya dan berkata.
“Jangan
khawatir, Tuan ! Apa yang tuan pikirkan ? Aku kurang berharga daripada
penggilingan yang hampir bobrok itu atau seekor keledai tua ? Beri aku
jubah,topi berhias bulu, karung dan sepatu, maka Tuan akan melihat apa yang
dapat aku perbuat.”
Si
Bungsu memenuhi semua permintaan itu. Dengan penuh rasa percaya diri, kucing
berangkat sambil berkata, “Jangan murung, Tuan ! Sampai jumpa lagi”
Di
Jalan Kucing menangkap seekor kelinci liar gemuk,lalu dimasukkannya kelinci itu
dalam karung. Ia berlari menuju istana.Diketuknya pintu gerbang, lalu ia
menghadap Raja
Sambil
mengankat topi dan membungkuk dalam-dalam, ia berkata
“ Duli Tuanku,
Pangeran dari Karabas yang termahsyur itu mengirim kelinci gemuk yang bagus ini
sebagai persembahan bagi Tuanku !”
“Wah.” Kata
Raja, “Terima kasih banyak !”
Keesokan
harinya, kucing itu datang lagi dengan membawa beberapa ekor ayam hutan. “
Pangeran dari Karabas yang gagah berani mengirimkan persembahan ini.” Demikian
katanya.
Pada
hari-hari berikutnya. Kucing Bersepatu secara teratur datang ke istana dengan
membawa kelinci,trewelu,ayam hutan dan burung. Semua itu dipersembahkannya
kepada Raja atas nama Pangeran dari Karabas. Orang-orang di istana mulai
membicarakan bangsawan yang mulia ini.
“Ia pasti
pemburu yang hebat !” kata seseorang. “Ia pasti sangat setia pada Raja.” Kata
seorang yang lain. Dan yang lain lagi. “Tetapi siapakah dia ? Saya belum pernah
mendengar nama itu “
Ratu
bertanya kepada Kucing Bersepatu. “ Apakah tuanmu itu muda dan tampan”
“Oh ya, dan dia
kaya sekali” jawab Kucing Bersepatu. “Pangeran akan sangat senang kalau Tuanku
Raja sudi datang ke purinya.”
Kucing
Bersepatu kembali ke rumah tuannya, dan berkata bahwa Raja dan Ratu akan datang
berkunjung.
“Apa
?” kata pemuda itu, “ Lalu, apa yang akan kita lakukan ? Begitu melihatku
mereka akan tahu betapa miskinnya aku ini.”
“Serahkan saja
semua kepadaku.” Jawab Kucing Bersepatu. “ Aku punya rencana.” Beberapa hari
lamanya Kucing Bersepatu yang cerdik itu terus mempersembahkan hasil buruan.
Suatu hari, ia mendengar bahwa Raja dan Ratu akan mengajak Sang Putri berkeliling
dengan kereta pada siang itu juga.
Dengan
cepat ia kembali ke tuannya. “ Tuan,bersiap-siaplah!” katanya. “Rencanaku itu
harus dilaksanakan sekarang. Tuan hari ini harus berenang di sungai.”
“Tetapi aku tak
dapat berenang !” jawab pemuda itu.
“Tidak apa-apa,”
kata kucing. “Percaya saja kepadaku !” Kucing Bersepatu mengajaknya ke tepi
sungai. Ketika kereta Raja muncul, Kucing Bersepatu mendorongnya ke sungai.
Kucing
Bersepatu berteriak, “ Tolong ! Pangeran dari Karabas kelelap ! “ Raja
mendengar teriakan itu dan memerintahkan pengawalnya untuk menolong. Mereka
tiba tepat pada waktunya untuk menyelamatkan pemuda malang itu. Raja, Ratu, dan
Putri sibuk menghangatkan badannya.
Ratu
bertanya kepada Putri, “Tidak inginkah engaku menikah dengan pemuda setampan
ini ? ”
“Ingin sekali !”
jawab Putri. Tetapi, Kucing Bersepatu mendengar kata-kata Raja, bahwa mereka
mau menyelidiki dulu apakah ia memang kaya.
Kucing
Bersepatu berkata, “Kaya ? Ia kaya raya ! Semua tanah yang Tuanku lihat ini
adalah miliknya. Demikian pula puri itu ! Datanglah berkunjung ! Saya tunggu di
puri !”
Kucing
Bersepatu bergegas lari ke arah puri. Ia berteriak kepada para petani yang
bekerja di ladang. “Jika seseorang bertanya siapa tuanmu, jawablah Pangeran
dari Karabas !” Maka, ketika kereta Raja lewat, para petani berkata kepada Raja
bahwa tuan mereka ialah Pangeran dari Karabas.
Sementara
itu, Kucing Bersepatu telah sampai di puri. Puri itu dihuni oleh raksasa
penyihir yang sangat kejam. Sebelum mengetuk pintu, Kucing mengingatkan dirinya
sendiri, “Aku harus sangat berhati-hati kalau ingin keluar dari sini dengan
selamat !” Ketika pintu dibuka, Kucing Bersepatu membuka topinya dan berseru,
“Hormat saya, Tuan Raksasa !”
“Mau apa, kucing
?” tanya raksasa dengan galak.
“Duli Tuanku,
saya mendengar Tuan memiliki kekuatan besar. Kata orang Tuan dapat berubah
menjadi singa atau gajah.”
“Itu memang
benar sekali,” kata raksasa itu, “lalu, kenapa ?”
“Wah,” kata
Kucing Bersepatu. “Tetapi, saya berani bertaruh, Tuan tak dapat berubah menjadi
makhluk yang sangat kecil, katakanlah seekor tikus.”
“O, ya ? Coba,
lihat ini !” jawab raksasa itu, dan dengan cepat ia berubah menjadi seekor
tikus kecil. Secepat kilat Kucing Berseaptu melompat menangkap tikus itu dan
memakannya utuh-utuh. Kemudian ia berlari ke pintu gerbang puri, tepat ketika
kereta Raja berhenti di situ. Dengan membungkuk, si kucing berkata, “Duli
Tuanku, selamat datang di puri Pangeran dari Karabas !” Raja, Ratu, Putri dan
si pemuda anak pemilik penggilingan tadi turun dari kereta. Raja lalu berkata :
“ Pangeran, Anda
seorang pemuda tampan, baik hati, dan masih muda. Anda memiliki tanah luas
dan puri indah. Katakan kepada saya,
apakah Anda sudah beristri ?”
“Belum,” jawab
anak muda itu. “ Tetapi, sebenarnya saya ingin punya istri,” sambungnya sambil
memandang sang Putri. Putri itu pun tersenyum kepadanya.
Untuk
menyingkat cerita, anak pemilik
penggilingan yang kini bernama Pangeran dari Karabas itu menikah dengan sang
Putri dan hidup berbahagia di puri. Dan acap kali Kucing Bersepatu mengedipkan
mata sambil berbisik, “Apa kataku, Tuan, saya jauh lebih berharga daripada
seekor keledai tua dan penggilingan yang hampir bobrok, bukan ?”
The
End
Sumber : Cergam - Untaian Mestika Kisah-Kisah Termahsyur
By : admin-ST-Rex