- Back to Home »
- Mitos »
- Mitos Kitsune (Rubah Supranatural)
Posted by : Story Liner
Rabu, Juni 12, 2013
Kitsune
Kitsune : Rubah supranatural.
Kitsune adalah sebutan untuk binatang rubah dalam bahasa
Jepang. Dalam cerita rakyat Jepang, rubah sering ditampilkan dalam berbagai
cerita sebagai makhluk cerdas dengan kemampuan sihirnya yang semakin sempurna
sejalan dengan semakin bijak dan semakin tua rubah tersebut. Selain itu, rubah
mampu berubah bentuk menjadi manusia. Dalam legenda, rubah sering diceritakan
sebagai penjaga yang setia, teman, kekasih, atau istri, walaupun sering
terdapat kisah rubah menipu manusia.
Di zaman Jepang kuno, rubah dan manusia hidup saling
berdekatan sehingga legenda tentang Kitsune muncul dari persahabatan antara
manusia dan rubah. Dalam kepercayaan Shinto, Kitsune disebut Inari yang
bertugas sebagai pembawa pesan dari Kami. Semakin banyak ekor yang dimiliki
Kitsune (Kitsune bisa memiliki sampai 9 ekor), maka semakin tua, semakin bijak,
dan semakin kuat pula Kitsune tersebut. Sebagian orang memberi persembahan
untuk Kitsune karena dianggap memiliki kekuatan gaib.
Asal-usul rubah berekor sembilan (huli jing) yang mirip
dengan kitsune dalam cerita rakyat Tiongkok. Mitos kitsune sering menjadi bahan
perdebatan, karena seluruhnya mungkin berasal dari sumber asing atau bisa juga
merupakan konsep asli Jepang yang berkembang di abad ke-5 SM. Sebagian mitos
tentang rubah di Jepang bisa ditelusur hingga ke cerita rakyat Tiongkok, Korea,
atau India. Cerita paling tua tentang kitsune berasal dari Konjaku Monogatari
yang berisi koleksi cerita Jepang, India, dan Tiongkok yang berasal dari abad
ke-11. Cerita rakyat Tiongkok mengisahkan makhluk huli jing (arwah rubah) yang
mirip kitsune dan bisa memiliki ekor hingga sembilan. Di Korea, makhluk yang
disebut kumiho (rubah berekor sembilan) merupakan makhluk mistik yang telah
berumur lebih dari seribu tahun. Rubah di Tiongkok dan Korea digambarkan
berbeda dengan rubah di Jepang. Tidak seperti di Jepang, rubah kumiho di Korea
selalu digambarkan sebagai makhluk jahat. Walaupun demikian, ilmuwan seperti
Ugo A. Casal berpendapat bahwa persamaan dalam cerita tentang rubah menunjukkan
bahwa mitos kitsune berasal dari kitab India seperti Hitopadesha yang menyebar
ke Tiongkok dan Korea, hingga akhirnya sampai ke Jepang.
Sebaliknya, ahli cerita rakyat Jepang, Nozaki Kiyoshi,
berargumentasi bahwa kitsune sudah dianggap sebagai sahabat orang Jepang sejak
abad ke-4, dan unsur-unsur yang diimpor dari Tiongkok dan Korea hanyalah
sifat-sifat jelek kitsune. Nozaki menyatakan bahwa dalam naskah Nihon Ryakki
asal abad ke-16, terdapat cerita tentang rubah dan manusia yang hidup
berdampingan di zaman kuno Jepang, sehingga menurut Nozaki merupakan latar
belakang timbulnya legenda asli Jepang tentang kitsune. Peneliti Inari bernama
Karen Smyers berpendapat bahwa ide rubah sebagai penggoda manusia, serta
hubungan mitos rubah dengan agama Buddha diperkenalkan ke dalam cerita rakyat
Jepang melalui cerita serupa asal Tiongkok, namun Smyers mengatakan beberapa
cerita berisi unsur-unsur cerita yang khas Jepang.
Etimologi Rubah Hokkaido sedang tidur di atas salju. Di
Jepang terdapat dua subspesies rubah merah: rubah Hokkaido (Vulpes vulpes
schrencki), dan rubah merah Jepang (Vulpes vulpes japonica). Menurut Nozaki,
kata “kitsune” berasal dari onomatope. Kata “kitsune” berasal dari suara
salakan rubah yang menurut pendengaran orang Jepang berbunyi “kitsu”, sedangkan
akhiran “ne” digunakan untuk menunjukkan rasa kasih sayang. Asal-usul kata
kitsune juga digunakan Nozaki untuk menunjukkan bukti lebih lanjut bahwa kisah
rubah baik hati dalam cerita rakyat Jepang adalah produk dalam negeri dan bukan
kisah impor. Bunyi “kitsu” sebagai suara rubah menyalak sudah tidak dikenal
orang di zaman sekarang. Dalam bahasa Jepang modern, suara rubah ditulis
sebagai “kon kon” atau “gon gon”.
Asal-usul nama “Kitsune” dikisahkan dalam dongeng tertua
yang hingga sekarang masih sering diceritakan orang, tapi mengandung penjelasan
etimologi yang sekarang dianggap tidak benar. Berbeda dengan sebagian besar
dongeng yang menceritakan Kitsune bisa berubah wujud menjadi wanita dan menikah
dengan manusia, dongeng berikut ini tidak berakhir tragis:
Pria bernama Ono asal Mino (menurut legenda kuno Jepang
tahun 545), menghabiskan musim demi musim berkhayal tentang wanita cantik yang
sesuai dengan seleranya. Di suatu senja, Ono bertemu dengan wanita idealnya di padang
rumput yang luas, dan mereka berdua akhirnya menikah. Bersamaan dengan
kelahiran putra pertama mereka, anjing yang dipelihara Ono juga melahirkan.
Anak anjing yang dilahirkan tumbuh sebagai anjing yang semakin hari semakin
galak terhadap istri Ono. Permohonan sang istri untuk membunuh anjing galak
tersebut ditolak Ono. Pada akhirnya di suatu hari, si anjing galak tersebut
menyerang istri Ono dengan ganas. Istri Ono begitu ketakutan hingga berubah
bentuk menjadi rubah, meloncat pagar dan kabur.
“Istriku, kau mungkin seekor rubah,” begitu Ono
memanggil-manggil istrinya agar pulang, “tapi kau tetap ibu dari anakku dan aku
cinta padamu. Pulanglah bila kau berkenan, aku selalu menunggumu.” Sang istri
akhirnya pulang ke rumah di setiap senja, dan tidur di pelukan Ono.
Istilah “Kitsune” merupakan sebutan untuk siluman rubah yang
pulang ke rumah suami sebagai wanita di senja hari, tapi pergi di pagi hari
sebagai rubah. Dalam bahasa Jepang kuno, kata “Kitsu-ne” berarti “datang dan
tidur”, sedangkan kata “Ki-tsune” berarti “selalu datang”.
Kitsune dipercaya memiliki kecerdasan super, kekuatan sihir,
dan panjang umur. Sebagai sejenis youkai atau makhluk halus, “Kitsune” sering
dijelaskan sebagai “Arwah Rubah” tapi bukan hantu, dan bentuk fisiknya tidak
berbeda dengan rubah biasa. Semua rubah yang panjang umur juga dipercaya
memiliki kemampuan supranatural.
Kitsune digolongkan menjadi dua kelompok besar. Kelompok
zenko yang terdiri dari rubah baik hati yang bersifat kedewaan (sering disebut
rubah Inari), dan kelompok rubah padang rumput (yako) yang suka mempermainkan
manusia dan bahkan bersifat jahat. Tradisi berbagai daerah di Jepang juga masih
mengelompokkan Kitsune lebih jauh lagi. Arwah rubah tak kasat mata yang disebut
ninko misalnya, hanya bisa dilihat manusia yang sedang kerasukan ninko. Tradisi
lain mengelompokkan kitsune ke dalam salah satu dari 13 jenis Kitsune
berdasarkan kemampuan supranatural yang dimiliki.
Secara fisik, kitsune dipercaya bisa memiliki hingga 9 ekor.
Jumlah ekor yang semakin banyak biasanya menunjukkan rubah yang makin tua tapi
semakin kuat. Beberapa cerita rakyat bahkan mengatakan ekor rubah hanya tumbuh
kalau rubah tersebut sudah berumur 1.000 tahun.
Dalam cerita rakyat, Kitsune sering digambarkan berekor
satu, lima, tujuh, atau sembilan. Ketika Kitsune mendapatkan ekornya yang ke-9,
bulu kitsune menjadi berwarna putih atau emas. Kitsune jenis ini disebut
“Kyuubi no Kitsune” (Kitsune berekor sembilan) dan memiliki kemampuan untuk
mendengar dan melihat segala peristiwa yang terjadi di dunia. Dongeng lain
menggambarkan mereka sebagai makhluk super bijak dan serba tahu.
Kartu monster (obake karuta) dari awal abad ke-19 yang
bergambar Kitsune.
Kitsune bisa berubah wujud menjadi manusia dan kemampuan ini
baru didapat setelah Kitsune mencapai usia tertentu (biasanya 100 tahun),
walaupun beberapa cerita mengatakan 50 tahun. Siluman rubah harus meletakkan
sejenis tanaman alang-alang yang tumbuh di dekat air, daun yang lebar, atau
tengkorak di atas kepalanya sebagai syarat perubahan wujud. Rubah bisa berubah
wujud menjadi wanita cantik, anak perempuan, atau lelaki tua. Perubahan wujud
ini tidak dibatasi umur atau jenis kelamin rubah, dan kitsune dapat menjadi
kembaran dari sosok orang tertentu. Rubah sangat terkenal dengan kemampuan
berubah wujud sebagai wanita cantik. Di abad pertengahan, orang Jepang percaya
kalau ada wanita yang sedang berada sendirian di saat senja atau malam hari
kemungkinan adalah seekor rubah.
Dalam beberapa cerita, Kitsune memiliki kesulitan dalam
menyembunyikan ekornya ketika sedang menyamar menjadi manusia. Kitsune sering
ketahuan sedang mencari-cari ekornya, mungkin kalau rubah sedang mabuk atau
kurang hati-hati. Kelemahan ini bisa digunakan untuk memastikan manusia yang
sedang dilihat adalah siluman Kitsune.
Berbagai variasi cerita mengisahkan kitsune sebagai makhluk
yang masih mempertahankan ciri-ciri khas rubah, seperti tubuh yang bermantelkan
bulu-bulu halus, bayangan siluman kitsune yang sama seperti bayangan rubah,
atau siluman kitsune yang terlihat sebagai rubah ketika sedang berkaca. Istilah
“kitsune-gao” (muka kitsune) digunakan di Jepang untuk menyebut wanita yang
berwajah sempit, mata yang berdekatan, alis mata yang tipis, dan tulang pipi
yang tinggi. Di zaman dulu, wanita bermuka kitsune-gao dianggap cantik, dan dipercaya
sebagai rubah yang sedang berubah wujud sebagai wanita dalam beberapa dongeng.
Kitsune takut dan sangat benci pada anjing, bahkan ketika sedang berubah wujud
sebagai manusia. Sebagian Kitsune bahkan gemetaran kalau melihat anjing,
kembali berubah wujud menjadi rubah dan lari pontang-panting. Orang yang taat
dan berbakti kabarnya gampang mengenali siluman rubah.
Salah satu cerita rakyat mengisahkan ketidaksempurnaan
perubahan wujud seekor Kitsune yang sedang menjadi manusia bernama Koan.
Menurut cerita, Koan yang bijak dan memiliki kekuatan sihir sedang mau mandi di
rumah salah seorang muridnya. Air mandi ternyata dimasak terlalu panas, dan
kaki Koan melepuh ketika masuk ke bak mandi. “Koan yang sedang kesakitan, lari
keluar dari kamar mandi telanjang. Orang-orang di rumah yang melihatnya
terkejut. Sekujur badan Koan ternyata ditumbuhi bulu seperti mantel, berikut
ekor dari seekor rubah. Koan lalu berubah wujud di hadapan murid-muridnya
menjadi seekor rubah tua dan melarikan diri.”
Kemampuan supranatural lain yang dimiliki Kitsune, antara
lain: mulut dan ekor yang bisa mengeluarkan api atau petir (dikenal sebagai
Kitsune-bi yang secara harafiah berarti “api Kitsune”), membuat manusia
kerasukan, memberi pesan di dalam mimpi orang agar melakukan sesuatu, terbang,
tak kasat mata, dan menciptakan ilusi yang begitu mendetil hingga tidak bisa
dibedakan dari kenyataan. Pada beberapa cerita, Kitsune bahkan memiliki
kekuatan yang lebih besar lagi, sampai bisa mengubah ruang dan waktu, membuat
orang menjadi marah, atau berubah menjadi bentuk-bentuk yang fantastis, seperti
pohon yang sangat tinggi atau sebagai bulan kedua di langit. Kitsune lainnya
memiliki ciri-ciri yang mengingatkan orang pada vampir atau succubus dan
memangsa roh manusia, biasanya melalui kontak seks.
By : admin-Kiyo
By : admin-Kiyo