Storyline

Di suatu senja yang indah di depan panti asuhan dimana angin bertiup dengan sedikit kencang,tampaklah sebagian anak-anak panti asuhan bermain layang-layang sedangkan sebagian lain duduk sembari menikmati kue kering buatan Bunda Rossa,pemilik panti asuhan tersebut, semua tampak senang menjalankan aktivitas mereka masing-masing,namun ada satu anak yang hanya duduk termenung.Bunda Rossa pun menghampiri anak tersebut
      " Ada apa Michael? Mengapa tidak dihabiskan kue keringnya?" Tanya Bunda Rossa 
      " Aku hanya sedang merenung" jawab Michael dengan ekspresi yang sedih
      " Merenung? Merenung tentang apa?" Tanya Bunda Rossa lagi
      " Aku hanya sedang merenungi hidupku,Bunda tahu bahwa aku terlahir buta dan aku dibuang orang tuaku kesini,dan selama sepuluh tahun ini aku hanya bisa melihat kegelapan yang kelam, Bunda, Mengapa Tuhan melakukan ini kepadaku?" Balas Michael dengan nada yang kecewa

      Bunda Rossa pun hanya bisa tertegun,namun setelah sekian detik, Bunda Rossa pun menjawab, seakan dia tahu  apa yang harus dilakukan
       "Aku tidak tahu mengapa Tuhan melakukan hal tersebut,tetapi..." Bunda Rossa menghela nafas terlebih dahulu
       "Ada orang yang bisa melihat tapi berharap dirinya menjadi buta,karena mereka tidak ingin melihat lagi kesedihan di dalam hidup mereka, ada orang yang bisa mendengar tapi berharap dirinya menjadi tuli karena mereka tidak ingin mendegar lagi duka di dalam hidup mereka,jadi menurutmu mana yang lebih baik bisa melihat atau menjadi buta?" Jawab Bunda Rossa menghibur
        " Aku rasa lebih baik menjadi orang buta " Jawab Michael
        " Hmm, sebenarnya jawabannya bukan itu,pada intinya semua pilihan merupakan pilihan yang baik, orang yang bisa melihat dapat melihat kebahagiaan walaupun konsekuensinya ia akan melihat kesedihan suatu hari lagi, sedangkan orang buta memang tidak bisa melihat,tapi ia tidak perlu melihat kesedihan di dalam hidup mereka,jadi pada intinya semua pemberian Tuhan itu baik adanya dan Tuhan memberinya dengan cuma-cuma, tinggal bagaimana kita menyikapinya " Jawab Bunda Rossa sekaligus mengakhiri cerita ini.